Wednesday, February 15, 2017

CARA BERPIKIR SEJARAH

BERPIKIR DIAKRONIS
Berpikir sejarah dengan cara diakronis merupakan menelaah peristiwa sejarah secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya. Dengan berpikir secara diakronis, peristiwa sejarah menjadi terbatas dalam ruang namun memanjang dalam waktu. Dengan kata lain, sejarah sangat memperhatikan aspek waktu yang didalamnya banyak terdapat  dinamika atau perubahan. Cara berpikir ini lekat dengan konsep kronologis, yaitu pengetahuan tentang urutan waktu dari suatu kejadian atau peristiwa. Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu yang bergerak dari belakang ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan, atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga mencapai titik akhir. Oleh karena itu, gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai proses perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan progresif tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Di antara dimensi waktu itu, sejarah mempelajari peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Namun, peristiwa masa lalu dalam sejarah mempunyai keterkaitan dengan masa kini dan masa depan. Kronologis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sejarah, namun sejarah tidak dapat disamakan dengan kronik. Pengertian kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Di dalam kronik hanya dilakukan pencatatan terhadap peristiwa tanpa mempedulikan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya. Sementara kronologi sangat menekankan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya. Kebalikan dari berpikir kronologis adalah berpikir anakronistis, yaitu cara berpikir yang mencampuradukan atau memutarbalikan urutan peristiwa sehingga memberikan pemahaman yang salah.

BERPIKIR SINKRONIS
Menurut Kuntowijoyo, pada dasarnya sejarah merupakan ilmu diakronis, namun ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Maksudnya, selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam ruang. Maksudnya? Sebuah peristiwa sejarah tidak hanya dikaji berdasarkan urutan waktu tetapi juga dikaji melalui berbagai aspek melalui berbagai macam pendekatan multidimensional., yaitu sebuah pendekatan yang menggunakan bantuan konsep dan teori dari berbagai cabang ilmu sosial untuk menganalisis peristiwa sejarah. Dengan cara sinkronis, sejarah tidak hanya menceritakan sebuah peristiwa saja, tetapi juga menjelaskan suatu peristiwa dengan mengkaji sebab akibat, kondisi lingkungan, kondisi politik-sosial-ekonomi-budaya. Jadi sinkronis mencoba menelaah lebih mendalam mengenai faktor-faktor secara kausal, kondisional, dan kontekstual.

BERPIKIR KAUSALITAS
Kausalitas merupakan cara pikir dengan mencari hubungan sebab akibat dari dua atau lebih peristiwa. Teori mengenai berpikir kausalitas pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu monokausal dan multikausal. Setiap peristiwa yang terjadi hanya memiliki satu sebab dan satu akibat dikenal dengan monokausal, sedangkan yang memliki lebih dari satu sebab dan/atau lebih dari satu akibat dinamakan dengan multikausal.

KONSEP PERIODEISASI

Periodeisasi merupakan pembabakan waktu dalam menjelaskan peristiwa sejarah. Kata periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode mempunyai  tiga pengertian: (1) kurun waktu, (2) lingkaran waktu, dan (3) masa. Ketiga pengertian ini mengandung arti yang sama yakni berkaitan dengan dimensi waktu. Oleh karena itu memahami periode menjadi sangat penting dalam belajar sejarah karena dimensi waktu merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. Periodisasi dalam ilmu sejarah berfungsi untuk menyusun sistematika dalam penulisan sejarah.

No comments:

Post a Comment