BERPIKIR DIAKRONIS
Berpikir
sejarah dengan cara diakronis merupakan menelaah peristiwa sejarah secara
berurutan berdasarkan waktu terjadinya. Dengan berpikir secara diakronis,
peristiwa sejarah menjadi terbatas dalam ruang namun memanjang dalam waktu.
Dengan kata lain, sejarah sangat memperhatikan aspek waktu yang didalamnya
banyak terdapat dinamika atau perubahan. Cara
berpikir ini lekat dengan konsep kronologis, yaitu pengetahuan tentang urutan
waktu dari suatu kejadian atau peristiwa. Kronologi memberikan gambaran waktu
yang bersifat linear, yakni waktu yang bergerak dari belakang ke depan, atau
waktu yang bergerak dari kiri ke kanan, atau waktu yang bergerak dari titik
awal hingga mencapai titik akhir. Oleh karena itu, gerakan waktu bersifat
progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai proses perkembangan menuju
kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan progresif tersebut,
pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini
dan masa depan. Di antara dimensi waktu itu, sejarah mempelajari peristiwa yang
terjadi pada masa lalu. Namun, peristiwa masa lalu dalam sejarah mempunyai
keterkaitan dengan masa kini dan masa depan. Kronologis merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam sejarah, namun sejarah tidak dapat disamakan dengan
kronik. Pengertian kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu
kejadiannya. Di dalam kronik hanya dilakukan pencatatan terhadap peristiwa
tanpa mempedulikan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua
dan selanjutnya. Sementara kronologi sangat menekankan keterkaitan antara
peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya. Kebalikan dari
berpikir kronologis adalah berpikir anakronistis, yaitu cara berpikir yang
mencampuradukan atau memutarbalikan urutan peristiwa sehingga memberikan
pemahaman yang salah.
BERPIKIR SINKRONIS
Menurut
Kuntowijoyo, pada dasarnya sejarah merupakan ilmu diakronis, namun ketika
sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis.
Maksudnya, selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam ruang.
Maksudnya? Sebuah peristiwa sejarah tidak hanya dikaji berdasarkan urutan waktu
tetapi juga dikaji melalui berbagai aspek melalui berbagai macam pendekatan
multidimensional., yaitu sebuah pendekatan yang menggunakan bantuan konsep dan
teori dari berbagai cabang ilmu sosial untuk menganalisis peristiwa sejarah.
Dengan cara sinkronis, sejarah tidak hanya menceritakan sebuah peristiwa saja,
tetapi juga menjelaskan suatu peristiwa dengan mengkaji sebab akibat, kondisi
lingkungan, kondisi politik-sosial-ekonomi-budaya. Jadi sinkronis mencoba
menelaah lebih mendalam mengenai faktor-faktor secara kausal, kondisional, dan
kontekstual.
BERPIKIR KAUSALITAS
Kausalitas
merupakan cara pikir dengan mencari hubungan sebab akibat dari dua atau lebih
peristiwa. Teori mengenai berpikir kausalitas pada umumnya dibagi menjadi dua,
yaitu monokausal dan multikausal. Setiap peristiwa yang terjadi hanya memiliki
satu sebab dan satu akibat dikenal dengan monokausal, sedangkan yang memliki
lebih dari satu sebab dan/atau lebih dari satu akibat dinamakan dengan
multikausal.
KONSEP PERIODEISASI
Periodeisasi
merupakan pembabakan waktu dalam menjelaskan peristiwa sejarah. Kata
periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode
mempunyai tiga pengertian: (1) kurun
waktu, (2) lingkaran waktu, dan (3) masa. Ketiga pengertian ini mengandung arti
yang sama yakni berkaitan dengan dimensi waktu. Oleh karena itu memahami
periode menjadi sangat penting dalam belajar sejarah karena dimensi waktu
merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. Periodisasi dalam
ilmu sejarah berfungsi untuk menyusun sistematika dalam penulisan sejarah.
No comments:
Post a Comment